Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan bahwa untuk sanggup menggarap sumber gas baru dalam bentuk Synthetic Natural Gas (SNG) membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan bahwa pihaknya dengan dengan PT PGN Tbk ketika ini sedang merencanakan proyek SNG, salah satu produk-produk proses lanjut batu bara. Proyek SNG ini akan dibangun dalam Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Saat ini pihaknya bersatu dengan PGN sedang menyusun Head of Agreement (HOA) untuk pengembangan proyek SNG ini. Dalam waktu dekat, lanjutnya, studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) proyek ini akan mulai disusun, dari sisi aspek teknis, keekonomian, hingga formulasi nilai yang kompetitif.
“Berdasarkan kajian sementara di dalam tahun 2024, SNG yang dihasilkan ini nanti diproyeksikan akan kompetitif dibandingkan dengan harga jual LNG impor,” ucapannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutipkan Selasa (6/5/2025).
Lebih jauh, beliau mengungkapkan pada 2026 proyek ini masuk pada progres desain teknis/rekayasa atau Front-End Engineering Design (FEED). Sedangkan, target pekerjaan pembangunan akan dimulai pada 2028. Dengan demikian, target operasi bisa jadi terealisasi pada 2032 mendatang.
“Estimasi waktu pembangunan pabriknya berdasarkan masukan calon mitra teknologi yang dimaksud memerlukan waktu kurang lebih lanjut 3,5 tahun,” tandasnya.
Lebih lanjut, SNG sendiri dapat dimanfaatkan sebagai substitusi keinginan komoditas Liquefied Natural Gas (LNG) di dalam di negeri.
“Penelitian sama-sama PGN untuk mengembangkan Synthetic Natural Gas atau SNG sebagai salah satu upaya pemanfaatan batubara kalori rendah sebagai alternatif dari substitusi LNG,” ujarnya.
Arsal mengatakan, SNG yang mana nantinya akan diproduksi oleh pihaknya diharapkan bisa jadi menambah portofolio energi gas di dalam Indonesia.
“PTBA, dikarenakan cadangannya sangat besar, sekitar 2,9 miliar (ton), ini ada beberapa cadangan batu baranya yang mana berkalori rendah yang sangat sesuai untuk dikonversi menjadi gas sintetis,” imbuhnya.
Adapun, proyek pengembangan lebih lanjut batu bara bermetamorfosis menjadi SNG yang disebutkan akan memanfaatkan hingga 8,7 jt ton batu bara kalori rendah yang dimaksud bisa saja memunculkan hingga 240 BBTUD SNG.
Untuk memperkuat itu, PTBA akan berubah menjadi pemasok batu bara hingga konstruksi pabrik serta konversi. Sedangkan PGN akan menjadi penyedia infrastruktur rencana proyek tersebut.
“Skema visi yang digunakan disiapkan di proyek ini adalah PTBA sebagai coal supplier atau pemasok batubara, pembangunan pabrik dan juga konversi diwujudkan oleh perusahaan pengelola atau processing company berbentuk joint venture antara PTBA, PGN, lalu Mitra Teknologi. Jadi, kami nanti akan terlibat tiada cuma sebagai coal supplier, tapi juga di pada joint venture-nya,” imbuhnya.
Next Article Aksi Hilirisasi Batu Bara PTBA Bisa Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik
Artikel ini disadur dari RI Punya Sumber Gas Baru Pengganti LNG Tapi Butuh Waktu